Indikator Kebahagiaan Dunia
Ibnu Abbas ra. adalah salah seorang sahabat Nabi SAW yang sangat telaten dalam menjaga dan melayani Rasulullah SAW, dimana ia pernah secara khusus didoakan Rasulullah SAW, selain itu pada usia 9 tahun Ibnu Abbas telah hafal Al-Quran dan telah menjadi imam di masjid. Suatu hari ia ditanya oleh para Tabi’in (generasi sesudah wafatnya Rasulullah SAW) mengenai apa yang dimaksud dengan kebahagiaan dunia. Jawab Ibnu Abbas ada 7 (tujuh) indikator kebahagiaan dunia, yaitu :
Pertama, Hati yang Selalu Bersyukur
Memiliki jiwa syukur berarti selalu menerima apa adanya (qona’ah), sehingga tidak ada ambisi yang berlebihan, tidak ada stress, inilah nikmat bagi hati yang selalu bersyukur. Seorang yang pandai bersyukur sangatlah cerdas memahami sifat-sifat Allah SWT, sehingga apapun yang diberikan Allah ia malah terpesona dengan pemberian dan keputusan Allah. Bila sedang kesulitan maka ia segera ingat sabda Rasulullah SAW yaitu : “Kalau kita sedang sulit perhatikanlah orang yang lebih sulit dari kita”. Bila sedang diberi kemudahan, ia bersyukur dengan memperbanyak amal ibadahnya, kemudian Allah pun akan mengujinya dengan kemudahan yang lebih besar lagi. Bila ia tetap “bandel” dengan terus bersyukur maka Allah akan mengujinya lagi dengan kemudahan yang lebih besar lagi. Maka berbahagialah orang yang pandai bersyukur!
Kedua, Pasangan Hidup yang Sholeh
Pasangan hidup yang sholeh akan menciptakan suasana rumah dan keluarga yang sholeh pula. Di akhirat kelak seorang suami (sebagai imam keluarga) akan diminta pertanggungjawaban dalam mengajak istri dan anaknya kepada kesholehan. Berbahagialah menjadi seorang istri bila memiliki suami yang sholeh, yang pasti akan bekerja keras untuk mengajak istri dan anaknya menjadi muslim yang sholeh. Demikian pula seorang istri yang sholehah, akan memiliki kesabaran dan keikhlasan yang luar biasa dalam melayani suaminya, walau seberapa buruknya kelakuan suaminya. Maka berbahagialah menjadi seorang suami yang memiliki seorang istri yang sholehah.
Ketiga, Anak yang Soleh
Saat Rasulullah SAW lagi thawaf. Rasulullah SAW bertemu dengan seorang anak muda yang pundaknya lecet-lecet. Setelah selesai thawaf Rasulullah SAW bertanya kepada anak muda itu : “Kenapa pundakmu itu ?” Jawab anak muda itu : “Ya Rasulullah, saya dari Yaman, saya mempunyai seorang ibu yang sudah udzur. Saya sangat mencintai dia dan saya tidak pernah melepaskan dia. Saya melepaskan ibu saya hanya ketika buang hajat, ketika sholat, atau ketika istirahat, selain itu sisanya saya selalu menggendongnya”. Lalu anak muda itu bertanya: ” Ya Rasulullah, apakah aku sudah termasuk kedalam orang yang sudah berbakti kepada orang tua ?” Nabi SAW sambil memeluk anak muda itu dan mengatakan: “Sungguh Allah ridho kepadamu, kamu anak yang soleh, anak yang berbakti, tapi anakku ketahuilah, cinta orangtuamu tidak akan terbalaskan olehmu”. Dari hadist tersebut kita mendapat gambaran bahwa amal ibadah kita ternyata tidak cukup untuk membalas cinta dan kebaikan orang tua kita, namun minimal kita bisa memulainya dengan menjadi anak yang soleh, dimana doa anak yang sholeh kepada orang tuanya dijamin dikabulkan Allah. Berbahagialah kita bila memiliki anak yang sholeh
Keempat, Lingkungan yang Kondusif untuk Iman Kita.
Yang dimaksud dengan lingkungan yang kondusif ialah, kita boleh mengenal siapapun tetapi untuk menjadikannya sebagai sahabat karib kita, haruslah orang-orang yang mempunyai nilai tambah terhadap keimanan kita. Dalam sebuah haditsnya, Rasulullah menganjurkan kita untuk selalu bergaul dengan orang-orang yang sholeh. Orang-orang yang sholeh akan selalu mengajak kepada kebaikan dan mengingatkan kita bila kita berbuat salah. Orang-orang sholeh adalah orang-orang yang bahagia karena nikmat iman dan nikmat Islam yang selalu terpancar pada cahaya wajahnya. Insya Allah cahaya tersebut akan ikut menyinari orang-orang yang ada disekitarnya. Berbahagialah orang-orang yang selalu dikelilingi oleh orang-orang yang sholeh.
Kelima, Harta yang Halal.
Paradigma dalam Islam mengenai harta bukanlah banyaknya harta tetapi halalnya. Ini tidak berarti Islam tidak menyuruh umatnya untuk kaya. Dalam riwayat Imam Muslim di dalam bab sadaqoh, Rasulullah SAW pernah bertemu dengan seorang sahabat yang berdoa mengangkat tangan. “Kamu berdoa sudah bagus”, kata Nabi SAW, “Namun sayang makanan, minuman dan pakaian dan tempat tinggalnya didapat secara haram, bagaimana doanya dikabulkan”. Berbahagialah menjadi orang yang hartanya halal karena doanya sangat mudah dikabulkan Allah. Harta yang halal juga akan menjauhkan setan dari hatinya, maka hatinya semakin bersih, suci dan kokoh, sehingga memberi ketenangan dalam hidupnya. Maka berbahagialah orang-orang yang selalu dengan teliti menjaga kehalalan hartanya.
Keenam, Semangat untuk Memahami Agama.
Semangat memahami agama diwujudkan dalam semangat memahami ilmu-ilmu agama Islam. Semakin ia belajar, maka semakin ia terangsang untuk mempelajari lebih jauh lagi ilmu mengenai sifat-sifat Allah dan ciptaan-Nya. Allah menjanjikan nikmat bagi umat-Nya yang menuntut ilmu, semakin ia belajar semakin cinta ia kepada agamanya, semakin tinggi cintanya kepada Allah dan rasul-Nya. Cinta inilah yang akan memberi cahaya bagi hatinya. Semangat memahami agama akan meng ”hidup” kan hatinya, hati yang “hidup” adalah hati yang selalu dipenuhi cahaya nikmat Islam dan nikmat iman. Maka berbahagialah orang yang penuh semangat memahami ilmu agama Islam.
Ketujuh, Umur yang Baroqah.
Umur yang baroqah itu artinya umur yang semakin tua semakin sholeh, yang setiap detiknya diisi dengan amal ibadah. Seseorang yang mengisi hidupnya untuk kebahagiaan dunia semata, maka hari tuanya akan diisi dengan banyak bernostalgia (berangan-angan) tentang masa mudanya, iapun cenderung kecewa dengan ketuaannya (post-power syndrome). Disamping itu pikirannya terfokus pada bagaimana caranya menikmati sisa hidupnya, maka iapun sibuk berangan-angan terhadap kenikmatan dunia yang belum ia sempat rasakan, hatinya kecewa bila ia tidak mampu menikmati kenikmatan yang diangankannya. Sedangkan orang yang mengisi umurnya dengan banyak mempersiapkan diri untuk akhirat (melalui amal ibadah) maka semakin tua semakin rindu ia untuk bertemu dengan Sang Penciptanya. Hari tuanya diisi dengan bermesraan dengan Sang Maha Pengasih. Tidak ada rasa takutnya untuk meninggalkan dunia ini, bahkan ia penuh harap untuk segera merasakan keindahan alam kehidupan berikutnya seperti yang dijanjikan Allah. Inilah semangat “hidup” orang-orang yang baroqah umurnya, maka berbahagialah orang-orang yang umurnya baroqah.
Demikianlah pesan-pesan dari Ibnu Abbas ra. mengenai 7 indikator kebahagiaan dunia.
Bagaimana caranya agar kita dikaruniakan Allah ke tujuh buah indikator kebahagiaan dunia tersebut ?
Selain usaha keras kita untuk memperbaiki diri, maka mohonlah kepada Allah SWT dengan sesering dan se-khusyu’ mungkin membaca doa ‘sapu jagat’, yaitu doa yang paling sering dibaca oleh Rasulullah SAW. Dimana baris pertama doa tersebut “Rabbanaa aatina fid dun-yaa hasanah” (yang artinya “Ya Allah karuniakanlah aku kebahagiaan dunia ”), mempunyai makna bahwa kita sedang meminta kepada Allah ke tujuh indikator kebahagiaan dunia yang disebutkan Ibnu Abbas ra, yaitu hati yang selalu syukur, pasangan hidup yang soleh, anak yang soleh, teman-teman atau lingkungan yang soleh, harta yang halal, semangat untuk memahami ajaran agama, dan umur yang baroqah.
Sedangkan mengenai kelanjutan doa sapu jagat tersebut yaitu “wa fil aakhirati hasanah” (yang artinya “dan juga kebahagiaan akhirat”), untuk memperolehnya hanyalah dengan rahmat Allah. Kebahagiaan akhirat itu bukan surga tetapi rahmat Allah, kasih sayang Allah. Surga itu hanyalah sebagian kecil dari rahmat Allah, kita masuk surga bukan karena amal soleh kita (tanpa menafikan peran amal sholeh), tetapi karena rahmat Allah…., oleh karena itu beramallah sebanyak mungkin agar kita termasuk orang-orang yg dirahmati Allah…, amin.
Amal soleh yang kita lakukan sepanjang hidup kita (walau setiap hari puasa dan sholat malam) tidaklah cukup untuk mendapatkan tiket masuk surga. Amal soleh sesempurna apapun yang kita lakukan seumur hidup kita tidaklah sebanding dengan nikmat surga yang dijanjikan Allah.
Nabi SAW bersabda,
“Amal soleh yang kalian lakukan tidak bisa memasukkan kalian ke surga”. Lalu para sahabat bertanya: “Bagaimana dengan Engkau ya Rasulullah ?”. Jawab Rasulullah SAW : “Amal soleh saya pun juga tidak cukup”. Lalu para sahabat kembali bertanya : “Kalau begitu dengan apa kita masuk surga?”. Nabi SAW kembali menjawab : “Kita dapat masuk surga hanya karena rahmat dan kebaikan Allah semata”.
Jadi sholat kita, puasa kita, taqarub kita kepada Allah sebenarnya bukan untuk surga tetapi untuk mendapatkan rahmat Allah. Dengan rahmat Allah itulah kita mendapatkan surga Allah..
Sungai di Laut
Pada suatu hari ketika sedang melakukan eksplorasi di bawah laut, tiba-tiba ia menemui beberapa kumpulan mata air tawar-segar yang sangat sedap rasanya kerana tidak bercampur/tidak melebur dengan air laut yang masin di sekelilingnya, seolah-olah ada dinding atau membran yang membatasi keduanya.
Fenomena ganjil itu memeningkan Mr. Costeau dan mendorongnya untuk mencari penyebab terpisahnya air tawar dari air masin di tengah-tengah lautan. Ia mulai berfikir, jangan-jangan itu hanya halusinansi atau khalayan sewaktu menyelam. Waktu pun terus berlalu setelah kejadian tersebut, namun ia tak kunjung mendapatkan jawaban yang memuaskan tentang fenomena ganjil tersebut.
Subhanallah,,
Baca selengkapnya......
Sikap Yang Disukai Manusia
[1]. Manusia suka kepada orang yang memberi perhatian kepada orang lain.
Diantara bentuk perhatian kepada orang lain, ialah mengucapkan salam,
menanyakan kabarnya, menengoknya ketika sakit, memberi hadiah dan
sebagainya. Manusia itu membutuhkan perhatian orang lain. Maka, selama tidak
melewati batas-batas syar’I, hendaknya kita menampakkan perhatian kepada
orang lain. seorang anak kecil bisa berprilaku nakal, karena mau mendapat
perhatian orang dewasa. orang tua kadang lupa bahwa anak itu tidak cukup
hanya diberi materi saja. Merekapun membutuhkan untuk diperhatikan, ditanya
dan mendapat kasih sayang dari orang tuanya. Apabila kasih sayang tidak
didapatkan dari orang tuanya, maka anak akan mencarinya dari orang lain.
[2]. Manusia suka kepada orang yang mau mendengar ucapan mereka
Kita jangan ingin hanya ucapan kita saja yang didengar tanpa bersedia
mendengar ucapan orang lain. kita harus memberi waktu kepada orang lain
untuk berbicara.
Seorang suami –misalnya-ketika pulang ke rumah dan bertemu istrinya,
walaupun masih terasa lelah, harus mencoba menyediakan waktu untuk mendengar
istrinya bercerita. Istrinya yang ditinggal sendiri di rumah tentu tak bisa
berbicara dengan orang lain. Sehingga ketika sang suami pulang, ia merasa
senang karena ada teman untuk berbincang-bincang. Oleh karena itu, suami
harus mendengarkan dahulu perkataan istri. Jika belum siap untuk
mendengarkannya, jelaskanlah dengan baik kepadanya, bahwa dia perlu
istirahat dulu dan nanti ceritanya dilanjutkan lagi.
Contoh lain, yaitu ketika ketika teman kita berbicara dan salah dalam
bicaranya itu, maka seharusnya kita tidak memotong langsung, apalagi
membantahnya dengan kasar. kita dengarkan dulu pembicaraannya hingga
selesai, kemudian kita jelaskan kesalahannya dengan baik.
[3]. Manusia suka kepada orang yang menjauhi debat kusir
Allah berfirman, yang artinya: “Serulah kepada jalan Rabbmu dengan hikmah,
dan nasehat yang baik, dan debatlah mereka dengan cara yang baik”.
Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullah dalam kasetnya,
menerangkan tentang ayat:serulah kepada jalan Rabbmu dengan hikmah. Beliau
berkata, “manusia tidak suka suka kepada orang yang berdiskusi dengan
hararah (dengan panas). Karena umumnya orang hidup dengan latar
belakang……..dan pemahaman yang berbeda dengan kita dan itu sudah mendarah
daging……..sehinnga para penuntut ilmu, jika akan berdiskusi dengan orang
yang fanatik terhadap madzhabnya, (maka) sebelum berdiskusi dia harus
mengadakan pendahuluan untuk menciptakan suasana kondusif antara dia dengan
dirinya. target pertama yang kita inginkan ialah agar orang itu mengikuti
apa yang kita yakini kebenarannya, tetapi hal itu tidaklah mudah. Umumnya
disebabkan fanatik madzhab, mereka tidak siap mengikuti kebenaran. target
kedua, minimalnya dia tidak menjadi musuh bagi kita. Karena sebelumnya
tercipta suasana yang kondusif antara kita dengan dirinya. Sehingga ketika
kita menyampaikan yang haq, dia tidak akan memusuhi kita disebabkan ucapan
yang haq tersebut. Sedangkan apabila ada orang lain yang ada yang berdiskusi
dalam permasalahan yang sama, namun belum tercipta suasana kondusif antara
dia dengan dirinya, tentu akan berbeda tanggapannya.
[4]. Manusia suka kepada orang yang memberikan penghargaan dan penghormatan
kepada orang lain
Nabi mengatakan, bahwa orang yang lebih muda harus menghormati orang yang
lebih tua, dan yang lebih tua harus menyayangi yang lebih muda.
Permasalahan ini kelihatannya sepele. Ketika kita shalat di masjid……namun
menjadikan seseorang tersinggung karena dibelakangi. Hal ini kadang tidak
sengaja kita lakukan. Oleh karena itu, dari pengalaman kita dan orang lain,
kita harus belajar dan mengambil faidah. Sehingga bisa memperbaiki diri
dalam hal menghormati orang lain. Hal-hal yang membuat diri kita
tersinggung, jangan kita lakukan kepada orang lain. Bentuk-bentuk sikap
tidak hormat dan pelecehan, harus kita kenali dan hindarkan.
Misalnya, ketika berjabat tangan tanpa melihat wajah yang diajaknya. Hal
seperti itu
jarang kita lakukan kepada orang lain. Apabila kita diperlakukan kurang
hormat, maka kita sebisa mungkin memakluminya. Karena-mungkin-orang lain
belum mengerti atau tidak menyadarinya. Ketika kita memberi salam kepada
orang lain, namun orang tersebut tidak menjawab, maka kita jangan langsung
menuduh orang itu menganggap kita ahli bid’ah atau kafir. Bisa jadi, ketika
itu dia sedang menghadapi banyak persoalan sehingga tidak sadar ada yang
memberi salam kepadanya, dan ada kemungkinan-kemungkinan lainnya. Kalau
perlu didatangi dengan baik dan ditanyakan,agar persoalannya jelas. Dalam
hal ini kita dianjurkan untuk banyak memaafkan orang lain.
Allah berfirman,yang artinya: “Terimalah apa yang mudah dari akhlaq mereka
dan perintahkanlah orang lain mengerjakan yang ma’ruf serta berpalinglah
dari orang-orang yang bodoh.”(QS Al-A’raaf 199).
[5].Manusia suka kepada orang yang memberi kesempatan kepada orang lain
untuk maju
Sebagai seorang muslim,seharusnya senang jika saudara kita maju, berhasil
atau mendapatkan kenikmatan, walaupun secara naluri manusia itu tidak suka,
jika ada orang lain yang melebihi dirinya. Naluri seperti ini harus kita
kekang dan dikikis sedikit demi sedikit. Misalnya, bagi mahasiswa. Jika di
kampus ada teman muslim yang lebih pandai daripada kita. Maka kita harus
senang. Jika kita ingin seperti dia, maka harus berikhtiar dengan rajin
belajar dan tidak bermalas-malasan. Berbeda dengan orang yang dengki, tidak
suka jika temannya lebih pandai dari dirinya. Malahan karena dengkinya itu
dia bisa-bisa memboikot temannya dengan mencuri catatan pelajarannya dan
sebagainya.
[6]. Manusia suka kepada orang yang tahu berterima kasih atau suka membalas
kebaikan
Hal ini bukan berarti dibolehkan mengharapkan ucapan terima kasih atau
balasan dari manusia jika kita berbuat kebaikan terhadap mereka. Akan tetapi
hendaklah tidak segan-segan untuk mengucapkan terima kasih dan membalas
kebaikan yang diberikan orang lain kepada kita.
[7]. Manusia suka kepada orang yang memperbaiki kesalahan orang lain tanpa
melukai perasaannya
Kita perlu melatih diri untuk menyampaikan ungkapan kata-kata yamg tidak
menyakiti perasaan orang lain dan tetapSampai kepada tujuan yang diinginkan.
Dalam sebuah buku diceritakan, ada seorang suami yang memberikan ceramah
dalam suatu majelis dengan bahasa yang cukup tinggi, sehingga tidak bisa
dipahami oleh yang mengikuti majelis tersebut. Ketika pulang, dia menanyakan
pendapat istrinya tentang ceramahnya. Istrinya menjawab dengan mengatakan,
bahwa jika ceramah tersebut disampaikan di hadapan para dosen, maka tentunya
akan tepat sekali.
Ucapan itu merupakan sindiran halus, bahwa ceramah itu tidak tepat
disampaikan di hadapan hadirin saat itu, dengan tanpa mengucapkan perkataan
demikian. Hal ini bukan berarti kita harus banyak berbasa-basi atau bahkan
membohongi orang lain. Namun hal ini agar tidak melukai perasaan orang,
tanpa kehilangan maksud untuk memperbaikinya.
Sumber : Majalah As-Sunnah edisi 03 – 04/ V11/ 1424/ 2003 M.
Tanda Orang Yang Beramal Dengan Tujuan Dunia
Al Bukhari membawakan hadits dalam Bab “Siapa yang menjaga diri dari fitnah harta”. Dari Abu Hurairah –radhiyallahu ‘anhu-, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Celakalah hamba dinar, dirham, qothifah dan khomishoh. Jika diberi, dia pun ridho. Namun jika tidak diberi, dia tidak ridho, dia akan celaka dan akan kembali binasa.” (HR. Bukhari). Qothifah adalah sejenis pakaian yang memiliki beludru. Sedangkan khomishoh adalah pakaian yang berwarna hitam dan memiliki bintik-bintik merah. (I’aanatul Mustafid, 2/93)
Kenapa dinamakan hamba dinar, dirham dan pakaian yang mewah? Karena mereka yang disebutkan dalam hadits tersebut beramal untuk menggapai harta-harta tadi, bukan untuk mengharap wajah Allah. Demikianlah sehingga mereka disebut hamba dinar, dirham dan seterusnya. Adapun orang yang beramal karena ingin mengharap wajah Allah semata, mereka itulah yang disebut hamba Allah (sejati).
Di antara tanda bahwa mereka beramal untuk menggapai harta-harta tadi atau ingin menggapai dunia disebutkan dalam sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam selanjutnya: “Jika diberi, dia pun ridho. Namun jika tidak diberi, dia pun tidak ridho (murka), dia akan celaka dan kembali binasa”. Hal ini juga yang dikatakan kepada orang-orang munafik sebagaimana dalam firman Allah:
“Dan di antara mereka ada orang yang mencelamu tentang (distribusi) zakat; jika mereka diberi sebahagian dari padanya, mereka bersenang hati, dan jika mereka tidak diberi sebahagian dari padanya, dengan serta merta mereka menjadi marah.” (QS. At Taubah: 58)
Itulah tanda seseorang dalam beramal hanya ingin menggapai tujuan dunia. Jika dia diberi kenikmatan dunia, dia ridho. Namun, jika kenikmatan dunia tersebut tidak kunjung datang, dia akan murka dan marah. Dalam hatinya seraya berujar, “Sudah sebulan saya merutinkan shalat malam, namun rizki dan usaha belum juga lancar.” Inilah tanda orang yang selalu berharap dunia dengan amalan sholehnya.
Adapun seorang mukmin, jika diberi nikmat, dia akan bersyukur. Sebaliknya, jika tidak diberi, dia pun akan selalu sabar. Karena orang mukmin, dia akan beramal bukan untuk mencapai tujuan dunia. Sebagian mereka bahkan tidak menginginkan mendapatkan dunia sama sekali. Diceritakan bahwa sebagian sahabat tidak ridho jika mendapatkan dunia sedikit pun. Mereka
pun tidak mencari-cari dunia karena yang selalu mereka harapkan adalah negeri akhirat. Semua ini mereka lakukan untuk senantiasa komitmen dalam amalan mereka, agar selalu timbul rasa harap pada kehidupan akhirat.
Mereka sama sekali tidak menyukai untuk disegerakan balasan terhadap
kebaikan yang mereka lakukan di dunia. Akan tetapi, barangsiapa diberi dunia tanpa ada rasa keinginan sebelumnya dan tanpa ada rasa tamak terhadap dunia, maka dia boleh mengambilnya.
Sebagaimana hal ini terdapat dalam hadits dari ‘Umar bin Khottob, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan suatu pemberian padaku.” Umar lantas mengatakan, “Berikan saja pemberian tersebut pada orang yang lebih butuh (lebih miskin) dariku. Sampai beberapa kali, beliau tetap memberikan harta tersebut padaku.” Umar pun tetap mengatakan, Berikan saja pada orang yang lebih butuh (lebih miskin) dariku.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda, “Ambillah harta tersebut dan harta yang semisal dengan ini di mana engkau tidak merasa mulia dengannya dan sebelumnya engkau pun tidak meminta-mintanya. Ambillah harta tersebut. Selain harta semacam itu (yang di mana engkau punya keinginan sebelumnya padanya), maka biarkanlah dan janganlah hatimu bergantung padanya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Sekali lagi, begitulah orang beriman. Jika dia diberi nikmat atau pun tidak, amalan sholehnya tidak akan pernah berkurang. Karena orang mukmin sangat mencintai Allah dan Rasul-Nya. Adapun orang yang selalu mengharap dunia dengan amalan sholehnya, dia akan bersikap berbeda. Jika dia diberi nikmat, baru dia ridho. Namun, jika dia tidak diberi, dia akan murka dan marah. Dia ridho karena mendapat kenikmatan dunia. Sebaliknya, dia murka karena kenikmatan dunia yang tidak kunjung menghampirinya padahal dia sudah gemar melakukan amalan sholeh. Itulah sebabnya orang-orang seperti ini disebut hamba dunia, hamba dinar, hamba dirham dan hamba pakaian.
Beragamnya Niat dan Amalan Untuk Menggapai Dunia Niat seseorang ketika beramal ada beberapa macam:
[Pertama] Jika niatnya adalah murni untuk mendapatkan dunia ketika dia beramal dan sama sekali tidak punya keinginan mengharap wajah Allah dan kehidupan akhirat, maka orang semacam ini di akhirat tidak akan mendapatkan satu bagian nikmat pun. Perlu diketahui pula bahwa amalan semacam ini tidaklah muncul dari seorang mukmin. Orang mukmin walaupun
lemah imannya, dia pasti selalu mengharapkan wajah Allah dan negeri akhirat.
[Kedua] Jika niat seseorang adalah untuk mengharap wajah Allah dan untuk mendapatkan dunia sekaligus, entah niatnya untuk kedua-duanya sama atau mendekati, maka semacam ini akan mengurangi tauhid dan keikhlasannya. Amalannya dinilai memiliki kekurangan karena keikhlasannya tidak sempurna.
[Ketiga] Adapun jika seseorang telah beramal dengan ikhlash, hanya ingin mengharap wajah Allah semata, akan tetapi di balik itu dia mendapatkan upah atau hasil yang dia ambil untuk membantunya dalam beramal (semacam mujahid yang berjihad lalu mendapatkan harta rampasan perang, para pengajar dan pekerja yang menyokong agama yang mendapatkan upah dari negara setiap bulannya), maka tidak mengapa mengambil upah tersebut. Hal ini juga tidak mengurangi keimanan dan ketauhidannya, karena semula dia tidak beramal untuk mendapatkan dunia. Sejak awal dia sudah berniat untuk beramal sholeh dan menyokong agama ini, sedangkan upah yang dia dapatkan adalah di balik itu semua yang nantinya akan menolong dia dalam beramal dan beragama. (Lihat Al Qoulus Sadiid, 132-133)
Adapun amalan yang seseorang lakukan untuk mendapatkan balasan dunia ada dua macam:
[Pertama] Amalan yang tidak disebutkan di dalamnya balasan dunia. Namun seseorang melakukan amalan tersebut untuk mengharapkan balasan dunia, maka semacam ini tidak diperbolehkan bahkan termasuk kesyirikan. Misalnya: Seseorang melaksanakan shalat Tahajud. Dia berniat dalam hatinya bahwa pasti dengan melakukan shalat malam ini, anaknya yang akan lahir nanti adalah laki-laki. Ini tidak dibolehkan karena tidak ada satu dalil pun yang menyebutkan bahwa dengan melakukan shalat Tahajud akan mendapatkan anak laki-laki.
[Kedua] Amalan yang disebutkan di dalamnya balasan dunia. Contohnya adalah silaturrahim dan berbakti kepada kedua orang tua. Semisal silaturrahim, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa senang untuk dilapangkan rizki dan dipanjangkan umurnya, maka jalinlah tali silaturrahim (hubungan antar kerabat).” (HR. Bukhari dan Muslim)
Jika seseorang melakukan amalan semacam ini, namun hanya ingin mengharapkan balasan dunia saja dan tidak mengharapkan balasan akhirat, maka orang yang melakukannya telah terjatuh dalam kesyirikan. Namun, jika dia melakukannya tetap mengharapkan balasan akhirat dan dunia sekaligus, juga dia melakukannya dengan ikhlash, maka ini tidak mengapa dan balasan dunia adalah sebagai tambahan nikmat untuknya karena syari’at telah menunjukkan adanya balasan dunia dalam amalan ini. (Lihat At Tamhid Li Syarh Kitabit Tauhid)
Perbedaan dan Kesamaan Beramal untuk Meraih Dunia dengan Riya’ Syaikh Muhammad At Tamimi –rahimahullah- membawakan pembahasan ini dalam Kitab Tauhid pada Bab “Termasuk kesyirikan, seseorang beribadah untuk mencari dunia”. Beliau –rahimahullah- membawakannya setelah membahas riya’. Kenapa demikian? Riya’ dan beribadah untuk mencari dunia, keduanya sama-sama adalah amalan hati dan terlihat begitu samar karena tidak nampak di hadapan orang banyak. Namun, Keduanya termasuk amalan kepada selain Allah Ta’ala. Ini berarti keduanya termasuk kesyirikan yaitu syirik khofi (syirik yang samar). Keduanya memiliki peredaan. Riya’ adalah beramal agar dilihat oleh orang lain dan ingin tenar dengan amalannya. Sedangkan beramal untuk tujuan dunia adalah banyak melakukan amalan seperti shalat, puasa, sedekah dan amalan sholeh lainnya dengan tujuan untuk mendapatkan balasan segera di dunia semacam mendapat rizki yang lancar dan lainnya.
Tetapi perlu diketahui, para ulama mengatakan bahwa amalan seseorang untuk mencari dunia lebih nampak hasilnya daripada riya’. Alasannya, kalau seseorang melakukan amalan dengan riya’, maka jelas dia tidak mendapatkan apa-apa. Namun, untuk amalan yang kedua, dia akan peroleh kemanfaatan di dunia. Akan tetapi, keduanya tetap saja termasuk amalan yang membuat seseorang merugi di hadapan Allah Ta’ala. Keduanya sama-sama bernilai syirik dalam niat maupun tujuan. Jadi kedua amalan ini memiliki kesamaan dari satu sisi dan memiliki perbedaan dari sisi yang lain.
Kenapa Engkau Tidak Ikhlash Saja dalam Beramal? Sebenarnya jika seseorang memurnikan amalannya hanya untuk mengharap wajah Allah dan ikhlash kepada-Nya niscaya dunia pun akan menghampirinya tanpa mesti dia cari-cari. Namun, jika seseorang mencari-cari dunia dan dunia yang selalu menjadi tujuannya dalam beramal, memang benar dia akan mendapatkan dunia tetapi sekadar yang Allah takdirkan saj
Macam-macam kecerdasan
1. Kecerdasan Verbal merupakan salah satu bagian dari multi kecerdasan yang disebutkan oleh Gardner, orang yang memiliki kecerdasan verbal yang tinggi tidak saja mampu mengolah kata-kata dengan efektif tapi juga mampu menginterprestasikan sesuatu yang tersurat dengan baik.
2. Kecerdasan Intrapersonal, memahami diri sendiri , mengenali kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri sendiri, dia tidak akan mau melakukan sesuatu diluar batas kemapuannya. Kesuksesan juga ditentukan oleh bagaimana kita mengenal diri sendiri;
3. Kecerdasan Interpersonal, merupakan suatu kemampuan untuk membina hubungan dengan orang lain, kesuksesan berawal dari langkah tersebut.
4. Kecerdasan naturalis, kecerdasan ini memberikan kemampuan kita mengenali segala macam benda yang mati dan hidup. Guna mencapai tujuan dan kesuksesan kita. Contohnya yang sederhana , film Mc Giver , seorang yang dapat menggunakan alat sekitar yang sederhana untuk memcari jalan menyelamatkan diri.
5. Kecerdasan Spasial , kemampuan menentukan arah dan posisi merupakan bakat yang diusung oleh orang-orang dengan kecerdasan spasial yang baik. Bila tidak di latih, kita siap-siap nyasar saat membawa kendaraan dan tidak dapat mengambil keputusan berdasarkan logika.
6. Kecerdasan Ekstensial, bahwa kecerdasan ini bahwa ia memberikan kita kemampuan untuk selalu menghargai apa yang ada dan apa yang menimpa kita agar dapat kita olah menjadi sesuatu yang bermanfaat.
7. Kecerdasan logis Matematis, kecerdasan ini paling sering diukur dalam tes IQ, bila kecerdasan ini tinggi, dia akan sanggup menggunakan akal dan logika dalam memecahkan masalah. Walaupun demikian kita tidak boleh memberi kesimpulan seseorang bodoh hanya karena faktor IQ saja.
8. kecerdasan Kinestetik, kecerdasan ini terdiri dari olah tubuh, olah raga, bila kita ingin sehar maka dengan olah raga dan pola hidup yang seimbang maka kita dapat lebih sehat
Latihan Otak Dengan Optimalisasi Fungsi dengan Metode Fritx’s Brain
TIM POWER BRAIN INDONESIA mengeluarkan buku bagaimana kita dapat melatih otak kita mininal 10 menit dalam sehari selama 30 hari dengan metode Frits”Brain,(2005), antara lain dibab ini akan disebutkan beberapa latihan, yang dilakukan tiap hari.
Hari 1
Latihan asosiasi persamaan
Buatlah asosiasi persamaan dari kata-kata : tiang listrik – ban mobil, (karena keduanya memiliki elemen logam), petunjuk: umur 5 -10 tahun : cukup menjawab 8 jawaban , umur 10 – 15 tahun : cukup dengan 10 jawaban, diatas > 15 tahun , cukup dengan 12 jawaban
Hari 2
Latihan Asosiasi perbedaan, contoh kata-kata: laki-laki , perempuan, pentunjuk sama seperti diatas.
Hari 3
Daya Ingat, hafalkan kata-kata dibawah ini , menghafal 5 menit (umur >15 tahun , 3 menit) daftar kata-kata seperti meja, pintu, televisi, pensil. Garpu, lagu , buku, baru, rakus, cuka. Petunjuk, umur 5-10 tahun cukup ingat 6 kata, 10- 15 tahun cukup 10 kata,> 15 tahun mengingat 10 kata dalam waktu 3 menit.
Hari 4
Kecerdasan musikal, dengarkan 2 lagu klasikm tulis kesannya terhadap lagu tersebut dalam kalimat panjang tidak lebih dari 5 kata. Contohnya, keduanya sangat menggugah perasaanku.
Hari 5
Keseimbangan otak kiri dan kanan, buatlah gambar seperti contoh berikut dengan ketentuan : - bagi yang biasa menggunakan tangan kanan untuk kegiatan ini gunakan tangan kiri, begitu juga sebaliknya, apabila selesai menggambar dengan ketentuan diatas gambar lagi dengan ke dua tangan diatas
Hari 6
Koordinasi dan Kecerdasan Kinestetik, untuk melatih koordinasi, lemparkan sehelai kertas yang telah diremas-remas kedalam keranjang sampah dengan jarak 3 meter, tingkatkan atau kurangi jarak untuk menyesuaikan tinggkat kesulitan, Petunjuk, umur 5-10 tahun , jarak kuran gdari 2 meter, umur 10 – 15 tahun , jarak kurang dari 3 meter, umur diatas 15 tahn , jarak keranjang 4 meter.
Hari 7
Kecerdasan Inter dan Intra personal, tuliskan /sebutkan 5 orang nama teman-teman and a beserta sifat-sifat baik mereka.
Hari 8
Asosiasi persamaan, buatkan asosiasi persamaan antara kata-kata : globe (bola dunia) , kue donat. petunjuk: umur 5 -10 tahun : cukup menjawab 8 jawaban , umur 10 – 15 tahun : cukup dengan 10 jawaban, diatas > 15 tahun , cukup dengan 12 jawaban
Hari 9
Asosiasi perbedaan, buatlah asosiasi ini dengan kata-kata, garpu, sendok, Pentunjuk sama seperti diatas.
Hari 10
Daya ingat, sama seperti petunjuk diatas, hari ke-3, tapi menggunakan gambar.
Hari 11
Kecerdasan musikal dan kecerdasan logis matematika, dengan mendengar lagu klasik (khususnya mozart), saat mendengar lagu, lakukan pengurangan didalam pikiran anda contoh 100-7=93, 93-7=86, sampai tidak dapat dikurangi lagi, kemudian tulis kesan anda dengan 5 kata.
Latihan ini akan berulang dilakukan sampai 30 hari
Meningkatkan mutu proses kerja otak dalam harmoni keseimbangan
Diperlukan proses kerja otak yang optimal, agar tujuan-tujuan dapat tercapai sesuai atau mendekati sasaran yang diniatkan. Harapan seorang ibu yang mengandung agar anaknya kelak mampu berpikir cerdas, senang bekerja serta menjadi orang yang beriman, Insya Allah dapat terealisir bila sejak awal sudah diperkenalkan dengan sentuhan-sentuhan yang merangsang pertumbuhan yang sehat atas belahan otak kiri dan otak kanannya. Kebiasaan membaca ayat-ayat suci Al Qur’an dengan baik dan benar serta disuarakan dengan lembut dan indah, sejk bayi berada dalam kandungan akan memberikan pelajaran pertama dalam menggetarkan kombinasi dan persilangan kedua belahan otak dengan harmoni keseimbangan.
Spesialisasi mengakomodasi hal-hal yang logis rasional dari otak kiri akan terpadu dengan unsur-unsur keindahan, seni, dan visualisasi yang menjadi ciri khusus belahan otak kanan.
Saat bayi dilahirkan otaknya akan mendapat rangsangan pertama dari pengaruh luar, dimana akan terekam getaran-getaran lembut pada auditory. Kesempatan inilah yang agaknya banyak dimanfaatkan orang tua atau ayah dari anak yang baru lahir dengan kumandang alunan adzan ditelinga kanan dan kiri sebagai tulisan atau sibqah pertama yang paling dekat dengan ikrar fitrah sebelum roh ditiupkan.
Pada tahun-tahun pertama kehidupan anak, motor sensoriknya mulai berfungsi melalui kontak langsung dengan lingkungannya dan interaksi dengan ibunya serta benda-benda di sekelilingnya. Pada usia empat tahun terjadi perkembangan kecerdasan yang cukup signifikan, yang didahului sebelumnya dengan berfungsinya motor sensorik yang berkembang melalui kontak lansung dengan lingkungan. Selanjutnya terjadi peningkatan sistem emosional-kognitif melalui bermain, meniru dan pembacaan ceritera. Bila perkembangannya terbina dengan baik dan anak secara emosional cukup sehat maka tercapai tingkat kecerdasan yang lebih tinggi.
Menurut pendapat para ahli melalui suatu penelitian yang lama dan intensif, pada umur berapapun adalah mungkin untuk meningkatkan kemampun mental melalui rangsangan lingkungan. Semakin kuat rangsangan otak melalui aktivitas intelektual dan interaksi lingkungan , semakin banyak jalinan yng dibuat antara sel-sel, sehingga potensi berpikir dan berinovasi semakin meningkat. Melalui pengulangan, sel-sel saraf menjadi terhubung dan memperoleh pasokan zat myelin yang berfungsi memudahkan dalam mengingat informasi. Bila pengulangan berkala dihentikan maka myelin akan hilang secara bengangsur-angsur, hingga orang akan mengalami kesulitan mengingat kembali informasi yang pernah diperolehnya.
Untuk memperbaiki mutu berpikir, terlebih dulu diperlukan evaluasi pribadi proses kerja otak, yang dapat diteksi antara lain melalui Self Assessment Test. Melalui pemilihan preferensi jawaban dapat diketahui potensi kemampuan belahan otak kiri dan kanan serta auditory dan visualnya. Hasil jawaban pertanyaan tidak menunjukkan benar atau salah, tapi suatu hasil evaluasi yang berguna untuk menentukan cara perbaikan yang diperlukan.
keseimbangan relatip antara belahan otak kiri dan kanan, serta preferensi visual yang kuat. Ini menunjukkan intensitas preferensi sensor yang akan menentukan learning style yang diperlukan.
Keseimbangan hemisphere kanan dan kiri diperlukan bagi pembelajaran visual. Akan terjadi absorsi lingkungan, memilih detail dan secara simultan menanamkannya dalam suatu konteks, suatu perspektif menyeluruh yang menambah nuansa pemahaman.
Keluaran diatas menunjukkan seseorang yang aktif (active and searching) yang menghasilkan energi kuat dan mampu memfokuskan diri pada lebih dari satu aspek serta mendorongnya pada penyelesaian masalah.
Kemampuan lain yang ditampilkan hasil diatas adalah kemampuan bekerja melalui problema-problema dalam sekuensi logika, dengan dilengkapi opsi lain yang sudah tersedia.
Banyak orang yang menginginkan kondisi hemisphere seperti ini, berupa kemampuan mengkombinasikan beberapa karakteristik. Kesan lain yang ditampilkan adalah munculnya sifat artistik, active learner, logika dan disiplin.
Sesuatu yang jarang terjadi, bilamana kondisi left – right dan visual- auditory keduanya dalam keseimbangan sempurna, yang justru memunculkan konflik bagi yang bersangkutan antara apa yang dirasakan dan apa yang dipikirkan disamping permasalahan bagaimana menyelesaikan permasalahan dan menyikapi berbagai informsi.
OTAK KANAN
Upaya mencerdaskan atau memberdayakan otak kanan itu saya rasakan semakin hari semakin penting. Baik itu untuk kepentingan kehidupan kita sehari-hari, maupun kegiatan bisnis. Hanya saja, bagaimana sebaiknya cara kita mencerdaskan otak kanan itu? Serta, latihan apa yang perlu kita lakukan?
Saya kira, sebaiknya kita bisa melakukan hal-hal berikut. Pertama, kita harus lebih banyak menyukai kegiatan atau hobi di alam terbuka.
Misalnya: berenang, memancing, besepeda, berjalan-jalan, lari-lari, berkemah, atau hiking. Kegiatan ini dapat mencerdaskan otak kanan. Kedua, melatih diri untuk berfikir yang aneh-aneh, dan suka humor. Sehingga, kita akan lebih mudah menemukan ide-ide kreatif.
Ketiga, mengaktifkan kemampuan bawah sadar kita. Latihan sederhana misalnya yg bisa kita lakukan yaitu: di saat kita menerima pelajaran, mata dalam keadaan terpejam, atau mendengarkan radio sambil memejamkan mata tetapi tidak tidur.
Keempat, bisa lewat pendekatan religious, misalnya yang saya alami sendiri, yakni melakukan dzikir dalam hati. Dzikir dalam hati dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja. Dzikir itu akan membuat sesuatu itu terjadi. Sementara, instuisi yang tajam akan menunjukan sesuatu itu terjadi. Cara lain yaitu dengan melakukan sholat malam, atau tahajud, dan sholat minta petunjuk atau istikharah. Puasa juga dapat mencerdaskan otak kanan.
Berdasarkan pengalaman di dalam pelatihan kewirausahaan, saya berkali-kali mencoba melakukan tes indikator minat otak pada peserta pelatihan. Ternyata mereka umumnya lebih dominan otak kiri. Itu karena sejak masuk SD sampai perguruan tinggi, yang dicerdaskan hanya otak kiri.
Dalam konteks ini, jika kita ingin mencerdaskan otak kanan, maka otak kiri otomatis semakin cerdas. Sebaliknya jika otak kiri yang dicerdaskan, otak kanan tidak otomatis tambah cerdasnya. Sebab, otak kanan berkaitan dengan munculnya gagasan-gagasan baru, gairah, dan emosi.
Sementara, otak kiri sangatlah berkaitan dengan hal-hal yang logis, linear, dan rasional. Namun, itu bukan berarti peran otak kiri diabaikan begitu saja. Otak kiri, saya kira tetap penting. Memang, ada saatnya seorang entrepreneur itu harus bisa menyeimbangkan pemanfaatan otak kanan dan otak kirinya.
Oleh karena itu, sebagai seorang entrepreneur, maka kita harus terus berusaha mencerdaskan otak kanan, selain bermanfaat mempertajam intuisi kita, juga akan meningkatkan daya kreativitas kita. Kita lebih percaya diri, dan optimis dapat memenagkan persaingan bisnis.
Saya kira tidak hanya itu saja. Kita pun akan lebih jadi sabar dan tabah di dalam setiap menghadapi berbagai cobaan hidup maupun bisnis. Kita akan merasa lebih nyaman dengan hal-hal yang kita lakukan, dan tak mustahil laju keberhasilan bisnis kita bakal meningkat..
Baca selengkapnya......
APA ITU RISIKO???
Barangkali ada yang menyatakan, “Main saham risiko tinggi. Mari beli unit trust. Aku boleh jadi ejen kau.”
Atau ada yang terus menyebut, “Harga emas sentiasa naik. Kau mesti tak rugi punya. Aku ada jual emas.”
Ramai daripada kita juga selalu menyebut, “High risk, high return.” Tetapi hal tersebut tidak semestinya begitu khususnya apabila anda memahami apa itu risiko dan bagaimana untuk menguruskan risiko.
Risk vs calculated risk
Secara umumnya, pasaran hadapan, komoditi, forex, options, warrants adalah lebih berisiko berbanding pasaran saham. Manakala pasaran saham pula, risikonya lebih tinggi dari hartanah. Manakala, pasaran hartanah pula risikonya lebih tinggi dari pasaran bon / sukuk. Pasaran bon / sukuk pula lebih berisiko dari pasaran money market. Pasaran money market pula adalah lebih berisiko dari simpanan wadiah biasa.
Sepanjang pengalaman saya, pasaran hadapan kelapa sawit mentah (CPO) boleh memberi untung 100 mata (RM 25 x 1 point = RM 2,500) dalam masa lebih kurang 30 minit sahaja sekiranya anda betul. Dan risikonya juga bersamaan anda boleh rugi 100 mata juga. Justeru, hal ini bersamaan dengan bulatan merah yang anda boleh lihat dalam gambarajah di atas.
Apa yang penting, anda tahu menguruskan risiko dalam pasaran CPO seperti teknik cut loss. Justeru, anda boleh mengawal risiko anda dari RM 2500 hanya kepada RM 250 sahaja. Jadi, dengan teknik tersebut, risiko anda sudah dikawal menjadi seperti bulatan yang kedua. Bulatan yang warna merah itu adalah baki risiko, manakala bulatan kuning itu adalah kaedah pengurusan risiko.
1. Anda mesti tahu the worst case scenario.
2. Apa plan anda untuk perkara 1, bagi mengurangkan potensi kerugian ?
3. Apa plan anda untuk mengurangkan kebarangkalian kerugian dari berlaku ?
Dalam Islam, Nabi Muhammad saw suruh kita tambat unta dulu, dan bukannya biarkan unta tu tak terikat dan lepas tu kata tawakkal. Jadi kalau unta hilang juga selepas kita tambat, maka itu memang bukan rezeki kita.
Jadi, kita ni jangan terlalu takut mengambil risiko. Pada masa yang sama, jangan juga terlalu berani kata tidak ada risiko langsung. Kita perlu akui setiap aktiviti bisnes dan pelaburan itu mempunyai risiko tersendiri dan selepas itu kita perlu berusaha untuk mengawal risiko-risiko yang wujud.
Itulah sikap pelabur yang cerdik pandai.
Baca selengkapnya......
SENYUMAN & KETEGASAN RUSULULLAH (Antara Hikmah & Ibrah)
Bukan sukar untuk menghadiahkan senyuman, tetapi kita sendiri menyukarkan senyuman itu terpamer di wajah kita. Hati mana yang tidak tenang, apabila sedang dalam kekusutan kita masih lagi boleh tersenyum kepada rakan-rakan. Senyuman itu adalah sebuah ciptaan yang paling indah yang Allah pernah ciptakan, malahan senyuman juga adalah kuntuman-kuntuman indah yang sentiasa Rasulullah persembahkan.
Siapa tidak kenal dengan Muhammad bin Abdullah. Nabi Muhammad saw. adalah manusia sempurna yang patut diteladani segala sifat, sikap, dan tingkah lakunya. Ada beberapa hal menarik pada diri baginda yang jarang diungkapkan oleh orang ramai iaitu mengenai senyum Rasulullah. Sepintas lalu hal itu mungkin nampak kecil dan tidak bererti. Tetapi apabila dikaji sebenarnya senyuman Rasulullah memberi impak positif yang sungguh luar biasa. Hikmahnya, banyak kejayaan Rasulullah dalam misinya sebagai penyebar risalah Tauhid disebabkan oleh senyuman dan keramahan baginda. Disebabkan itu, Rasulullah dapat mempengaruhi orang ramai sehinggakan baginda dicintai dan disegani oleh kawan dan juga lawan.
Para sahabat adalah saksi kehidupan Rasulullah s.a.w yang penuh dengan senyuman. Antara sahabat besar yang pernah menceritakan tentang betapa indahnya senyuman Rasulullah ialah Saidina Umar. Kata Saidina Umar, “Rasullullah s.aw tersenyum dan baginda adalah orang yang paling bagus giginya”(diriwayatkan Ibnu Hibban di dalam sahihnya). Manakala seorang lagi sahabat Rasulullah yang bernama Abdullah bin Al-Harist menyatakan, “Tidak pernah aku melihat seseorang yang lebih banyak tersenyum daripada Rasulullah s.a.w.” (Riwayat At-Tirmidzi)
Cucu kesayangan baginda, Saidina Husein juga ada menggambarkan bagaimana sikap Rasulullah sepertimana dalam sebuah hadith yang direkodkan oleh Imam Tirmidzi, beliau berkata, “Aku bertanya kepada Ayahku( Saidina Ali ra) tentang adab dan etika Rasulullah s.aw. terhadap orang-orang yang bergaul dengan baginda. Ayahku mengatakan, ‘Baginda senantiasa tersenyum, budi pekerti lagi rendah hati, beliau bukanlah seorang yang kasar, tidak suka berteriak-teriak, bukan tukang cela, tidak suka mencela makanan yang tidak disukainya. Siapa saja mengharapkan pasti tidak akan kecewa dan siapa saja yang memenuhi undangannya pasti akan sentiasa puas…..”
Tambahan itu, Rasulullah walaupun dalam keadaan marah baginda tetap mempamerkan senyumannya, hatta kepada orang yang baginda tidak sukai. Perkara ini pernah direkodkan oleh Imam Bukhari disebukan bahawa Saiditina Aisyah r.a berkata, “Ada seorang lelaki yang meminta izin untuk bertemu dengan Rasulullah. Ketika baginda melihat orang itu dari jauh ,maka beliau bersabda, “Dia adalah seburuk-buruk saudara dan anak dalam kerabat”. Namun ketika orang (Uyainah) itu sudah duduk, baginda memberikan senyuman di wajah dan menerima dengan baik hati kedatangan orang itu. Ketika orang itu sudah pergi, Aisyah berkata kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, ketika kau melihat orang itu tadi dari jauh engkau berkata begini dan begitu. Tapi kemudian engkau berwajah ceria setelah berada di hadapannya dan menerima kedatangannya dengan baik hati.”. Kemudia Rasulullah bersabda “Wahai Aisyah, bilakah engkau melihatku berbuat tidak baik?.”
Imam al-khataby ketika mensyarahkan hadith ini, beliau berkata, “Hadith ini dilihat dari sudut adab dan ilmu. Ucapan Rasulullah tentang diri Uyainah tentang sesuatu gambaran yang tidak disukainya secara jelas disebut GHIBAH. Ghibah ini berlaku diantara sebahagian orang dari umat islam terhadap sebahagian yang lain. Namun begitu, perlakuan baginda ini adalah menjelaskan dan mengungapkannya dalam bentuk nasihat dan kasih sayang baginda terhadap umatnya. Tetapi kerana baginda sudah dianugerahi sifat kemurahan hati dan akhlak yang baik, maka baginda memperlihatkan wajah yang beseri dan tidak menghadapi kesukaran berhadapan dengan orang yang tidak disukainya. Baginda bertindak sebegitu agar umat Islam meniru perbuatan baginda, agar dapat dihindari keburukan yang boleh menimpa umatnya dan mereka boleh selamat dari kejahatan dan tipu daya.” (Fathul Bari, 10/469).
Begitu indah akhlak Rasulullah, walaupun seseorang itu tidak disukai oleh baginda namun baginda tetap mempamerkan senyuman dan menyambut kedatangan Uyainah dengan ceria. Oleh sebab itu Saiditina Ai’syah menkhabarkan bahawa sesungguhnya akhlak Rasulullah adalah aklak al-Quran, sepertimana yang direkodkan dalam hadith Sahih Muslim. Sebagai umatnya yang mengaku bahawa baginda adalah sebaik-baik manusia dan seorang Nabi dan Rasul, tidakkah kita malu kerana tidak mengikut perbuatan baginda yang sentiasa menghadiahkan senyuman kepada orang ramai.
Sesungguhnya beruntunglah mereka yang mengikuti perbuatan Rasulullah kerana harga sebuah senyuman tidak ternilai dengan wang ringgit. Allah s.w.t berfirman dalam surah al-Ahzab ayat 21, “Sesungguhnya telah ada pada diri Rasullullah itu suri tauladan yang baik bagi kalian(iaitu) bagi orang-orang yang mengharap(rahmat) ALLAH dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut ALLAH”
Malahan baginda Rasulullah s.a.w berkata, “Tersenyum ketika bertemu dengan saudara kalian adalah termasuk ibadah.” (Direkodkan Imam Tirmidzi, Ibnu Hibban, dan Al-Baihaqi)
Walaupun baginda adalah seorang insan mulia yang sentiasa mempamerkan senyumannya kepada orang ramai, namun dalam beberapa keadaan baginda tidak akan senyum. Lebih-lebih lagi apabila hukum-hukum Allah dipermainkan dan dilanggar oleh umatnya. Bukan sahaja senyuman tidak dihadiahkan, tetapi wajah baginda akan bertukar serta-merta menjadi merah kerana kemarahan. Menurut Saiditina Aisyah sepertimana yang direkodkan oleh Imam Muslim dalam Sahihnya, beliau berkata, “Pada suatu hari, Rasulullah baru kembali dari sebuah musafir. Sebelumnya aku telah meletakkan tabir di pintu rumahku dengan langsir tipis yang bergambar. Ketika baginda melihat gambar tersebut, Rasulullah terus mengoyakkannya hingga berubah rona wajah baginda, kemudian baginda berkata, “Wahai ‘Aisyah ! sesungguhnya orang yang paling keras siksanya di sisi Allah pada hari kiamat adalah orang-orang yang meniru ciptaan Allah”.
Selain itu, ketegasan baginda juga dapat dilihat dalam sebuah hadith yang direkodkan oleh Imam Bukhari dan Muslim tentang seorang wanita dari kabilah Makhzumiyah yang telah mencuri. Kaum Quraisyh berasa binggung dengan permasalahan tersebut kerana mereka tahu bahawa hukuman pencuri mengikut undang-undang Islam ialah tangan pencuri tesebut harus dipotong (mengikut syarat-syarat yang ditetapkan). Mereka bertanyakan kepada sesiapa yang berani berjumpa dengan Rasulullah dan memohon baginda melepaskan wanita tersebut. Kemudian sebahagian dari mereka menyarankan agar Usamah bertemu dengan Rasulullah, kerana Rasulullah menyayangi Usamah.
Maka Usamah pun pergi dan berbicara kepada Rasulullah saw. untuk minta pembelaan atas wanita itu. Kemudian Rasulullah saw. bersabda, “Jadi kamu ingin memohon syafaat (pebelaan) terhadap salah satu dari hukum Allah?” Setelah mengucapkan ayat tersebut, baginda berdiri dan berkhutbah, “Wahai manusia! Sesungguhnya yang menyebabkan binasanya umat-umat sebelum kalian ialah, apabila mereka mendapati ada orang mulia yang mencuri, mereka membiar-kannya. Tetapi apabila mereka mendapati orang lemah di antara mereka yang mencuri, mereka akan menjatuhkan hukuman kepadanya. Demi Allah!, sekiranya Fatimah binti Muhammad yang mencuri, nescaya aku akan memotong tangannya.”
Oleh itu, marilah kita menjadikan senyuman dan ketegasan Rasulullah sebagai Ibrah dan dalam masa yang sama menilai hikmah yang ada disebaliknya. Senyumlah, kerana senyuman tidak pernah mengurangkan rezeki sesiapa, malahan dengan senyuman hati kita akan berasa tenang dan sentiasa disenangi oleh orang ramai. Manakala, bertegaslah dalam beberapa keadaan agar agama tidak diperkotak-katikkan.
Artikel ini di kutip Dari YUSSAMIR.
Baca selengkapnya......
DIBALIK SENYUM
# Pengkaji dan pengamal barat percaya dengan memulakan hari dengan senyuman bukan sahaja berupayamenceriakan hidup anda tetapi memberi banyak kebaikan kepada kesihatan. Apabila kita tersenyum, badan turut 'tersenyum' dan menganggap kita gembira. Kajian menunjukkan senyuman memperlahankan aliran darah yang melalui sinus ke otak.
# Apabila darah yang 'sudah sejuk' ini sampai ke hipotalamus (bahagian yang mengawal suhu badan dan emosi) ia menghasilkan kesan 'gembira'. Selain itu, apabila kita tersenyum, kita hanya menggunakan 17 otot muka berbanding 43 ketika mengerutkan dahi.
# Senyuman bukan sekadar reaksi gerak muka, tetapi turut mempunyai kaitan dengan penghasilan endorphin dalam otak yang mengurangkan kesakitan fizikal dan emosi menjadikan seseorang itu rasa lebih selesa dengan diri sendiri.
# Kajian menunjukkan individu yang ketawa 100 kali dalam tempoh 24 jam mendapat manfaat kardiovaskular sama seperti bersenam 10 minit. Hal ini terjadi kerana apabila kita ketawa, tekanan darah dan kadar dengupan jantung meningkat. Kemudian kedua-dua kadar ini akan turun iaitu lebih rendah daripada paras sebelum anda ketawa.
# Anda juga perlu sedar bahawa kanak-kanak lebih banyak ketawa dari orang dewasa. Kanak-kanak berumur antara empat hingga enam tahun ketawa 400 kali sehari berbanding hanya 15 kali sehari di kalangan orang dewasa. Jesteru tidak hairan jika orang dewasa lebih mudah diserang penyakit serta mengalami masalah tekanan dan kemurungan.
# Kajian yang dibuat oleh sekumpulan saintis dari Universiti Pusat Perubatan California menjelaskan terdapat dua jenis 'stress' iaitu stress yang baik dan stress yang tidak baik. Senyum dan ketawa dikategorikan sebagai stress yang baik. Stress yang tidak baik akan memberi tekanan kepada sistem ketahanan badan.
# Dalam kajian di atas, dua kumpulan orang dewasa telah digunakan sebagai eksperimen. Kumpulan pertama dipertontonkan cerita-cerita lucu manakala kumpulan kedua diletakkan disebuah bilik tanpa berbuat apa-apa. Sampel darah diambil 10 minit sebelum dan selepas kajian dibuat. Dari keputusan sampel darah tersebut, kumpulan pertama didapati peningkatan hormon semakin baik seperti hormon 'endorphins' dan hormon 'neurotransmitters' dan penurunan tahap hormon stress 'cortisol' dan 'adrenaline' .
# Ketika kita ketawa, sel pembunuh tumor dan virus semulajadi dalam badan akan bertambah selaras dengan pertambahan Gamma-inteferon (protein melawan penyakit), sel T (yang penting untuk sistem pertahanan badan) dan sel B (yang menghasilkan antibodi melawan penyakit).
# Senyuman juga mampu merendahkan tekanan darah, menambah kemasukan oksigen dalam darah dan ini secara tidak langsung merangsang proses penyembuhan. Banyak kajian terbukti bahawa tekanan emosi seperti kemurungan, kemarahan atau keresahan mempunyai kaitan dengan sakit jantung.
# Senyuman yang diakhiri dengan ketawa mengaktifkan kimia badan dan secara tidak langsung merendahkan risiko penyakit jantung, tekanan darah tinggi, strok, atritis dan ulser. Pusat Perubatan Universiti Maryland menjalankan kajian ke atas 300 responden dan mendapati 40 peratus orang yang mengidap penyakit jantung kurang ketawa berbanding orang yang sihat.
# Senyuman dan ketawa antara senaman yang baik kerana ia membabitkan diafragma, abdomen, sistem pernafasan, muka, kaki dan otot belakang badan. Ketawa 'mengurut' organ dalam abdomen dan menguatkan otot abdomen, merangsang kedua-dua belah otak dan meningkatkan keupayaan untuk belajar. Ia melegakan ketegangan otot dan tekanan psikologi; membuatkan otak lebih peka serta bersedia menerima maklumat baru.
# Ketawa juga dikatakan mampu memperbaiki fungsi usus, sekali gus meningkatkan pencernaan dan penyerapan nutrient dalam badan. Ada juga yang percaya ketawa boleh membakar kalori seperti kita bersenam beberapa minit.
# Selain memberi pelbagai kebaikan kepada tubuh, dalam ajaran Islam sendiri mengatakan senyum itu satu sedekah. Senyum mampu menjadi penawar pada penyakit rohani yang kronik. Senyum tidak perlu modal, hanya sekelumit rasa ikhlas yang bisa memaniskan senyuman itu. Senyuman yang dilemparkan mampu menyerikan hari insan lain. Mungkin juga mampu menyejukkan hati yang sedang marah atau mampu juga untuk memulakan sesebuah ikatan.
# Senyuman membuat kita hidup kembali.
Baca selengkapnya......
About Me
Labels
- Kehidupan (15)
- Kesehatan (6)
- Kesuksesan (10)
- Senyum (4)
- Seputar blackberry (3)
- Seputar Otak (4)
Blog Archive
-
▼
2010
(32)
-
▼
Juni
(11)
- Indikator Kebahagiaan Dunia
- Sungai di Laut
- Sikap Yang Disukai Manusia
- Tanda Orang Yang Beramal Dengan Tujuan Dunia
- Macam-macam kecerdasan
- Latihan Otak Dengan Optimalisasi Fungsi dengan Me...
- Meningkatkan mutu proses kerja otak dalam harmoni ...
- OTAK KANAN
- APA ITU RISIKO???
- SENYUMAN & KETEGASAN RUSULULLAH (Antara Hikmah & I...
- DIBALIK SENYUM
-
▼
Juni
(11)
Entri Populer
-
Chatting di BBM memang menyenangkan, tambah menyenangkan lagi bila kita bisa menambahkan berbagai emoticon atau simbol-simbol lucu saat chat...
-
Pernyataan John. F. Kennedy ini saya yakini kebenarannya. Itu bukan sekedar retorika, tetapi memang sudah terbukti dalam perjalanan hidup sa...
-
Kamu akan membeli sebuah Blackberry? lalu bingung karena tidak mengetahui bagaimana sih Blackberry yang asli itu? Jangan-jangan nanti yang k...