Minggu, 11 Maret 2012

Makin Tinggi Sekolahnya Makin Kuat Tahan Sakit


Jakarta, Ketika mengalami kecelakaan dan harus dibawa ke rumah sakit, pasien biasanya diberikan obat-obatan untuk menahan rasa sakit. Orang-orang yang berpendidikan tinggi dengan penghasilan yang lebih besar umumnya dianggap lebih membutuhkan obat penahan rasa sakit ini. Tapi ternyata justru sebaliknya.

Para peneliti dari Department of Anesthesiology, University of North Carolina menemukan bahwa makin tinggi tingkat pendidikan, makin sedikit rasa sakit yang dirasakan. Di saat yang sama, makin banyak penghasilan yang diperoleh, maka obat penahan sakit yang digunakan juga makin sedikit.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Pain ini mencoba menghubungkan antara sensasi rasa sakit, kebutuhan akan obat pennghilang rasa sakit dengan status sosial ekonomi. Dengan menganalisis data 690 orang pasien kecelakaan mobil berusia antara 18 - 65 tahun di 8 rumah sakit yang berbeda, para peneliti menilai kondisi sosial ekonomi pasien dan meninjau pendapatan serta tingkat pendidikannya.

Penelitian menyimpulkan bahwa pasien yang lebih terdidik lebih sedikit merasakan sakit dan lebih tidak takut mati. Pasien yang lebih terdidik juga lebih subjektif dalam mengekspresikan rasa sakitnya dan tidak membesar-besarkan rasa sakit. Hasilnya, mereka lebih sedikit mendapat obat penghilang rasa sakit atau analgesik.

"Penelitian kami menyimpulkan bahwa pendidikan yang tinggi bukan hanya berarti tingkat penghasilan yang lebih tinggi, tetapi juga berarti lebih jarang mengeluh tentang penyakitnya," kata peneliti, Timothy F. Platts-Mills seperti dilansir epharmapedia.com, Senin (12/3/2012).

80 persen pasien mengaku merasakan nyeri dalam taraf sedang sampai berat. Para petugas medis di IGD meresepkan penghilang nyeri untuk 54 persen pasien lulusan SMA. Sedangkan pasien lulusan universitas yang diresepkan obat penghilang rasa nyeri hanya sebesar 10 persen.

Dalam sampel penelitian, pasien yang lebih berpendidikan ditemukan lebih sedikit menerima suntikan obat bius. Namun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menggeneralisasi temuan ini dan menentukan hal yang menyebabkan perbedaan tersebut.

Sumber Putro Agus Harnowo - detikHealth

0 komentar:

Posting Komentar

Entri Populer

Sigueme en Twitter